Dalam rangka menambah wawasan dan tukar pengalaman, PNPM Mandiri Perdesaan kecamatan Kroya Rabu (4/6) mengadakan study banding di kecamatan Madukara kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Sekitar 120 orang terdiri dari pengurus PNPM kecamatan mulai dari UPK, TPK, KPMD, Bapermas, Camat, Faskab, PJOK, BKAD dan instansi terkait dengan dua bus wisata.
Didampingi camat Kroya Drs M Najib MSi dan sejumlah kepala desa tiba pukul 10.00 WIB disambut pengurus PNPM Madukara di Bale Kesa Kutayasa. Disuguhi minuman khas yakni Dawet Ayu dan Apem serta buah salak yang merupakan hasil bumi unggulan Banjarnegara.
Camat Madukara Drs. Tri Wibowo dalam kesempatan terima kasih atas kunjungan pelaku PNPM kecamatan Kroya. Dijelaskan bahwa Kecamatan Madukara ibukotanya di desa Kutayasa. Karena daerah pegunungan hasil bumi unggulannya adalah buah salak.
Rombongan PNPM tengah mendegar pemaparan (kanan). Camat Madukara , jajaran pengurus PNPM Banjarnegara. (SH)
“Secara demografis kecamatan Madukara 18 desa 2 kelurahan.berpenduduk 40.025 orang selisih 71 lebih banyak perempuan.” ujarnya.
Tri Wibowo selanjutnya menuturkan, kesadaran akan Pajak bumi dan Bangunan (PBB) masyarakat khususnya di kecamatan Madukara cukup tinggi. Biasanya pada bulan Maret sudah lunas. Namun karena perubahan sistem administrasi sehingga bulan Juni ini belum lunas. Madukara berada di daerah pegunungan sehingga untuk pertanian sempit dan penghasilan utama buah salak.
Amin Wahyudi SE memberikan cinderamata kepada Pegurus PNPM kecamatan Madukara (kanan). Miftah Nuryanto SH. BKAD kec. Kroya memberikan cindetramata berupa hasil karya binaan PNPM kecamatan Kroya (SH).
“Salak dari sini sudah mendunia. Namun karena persiapan pendek sehingga yang disajikan yang kecil,” ujarnya sambil tertawa.
“Kami juga bangga karena di kecamatan Madukara juga sudah ada hotel berbintang yakni hotel Surya Yudha. Di sana ada juga karaoke. Tapi bagi ibu-ibu jangan khawatir karena karaoke disana adalah karaoke Syariah.”paparnya.
Menurutnya keberadaan PNPM membantu sekali bagi masyarakat Madukara terutama untuk Bantuan sosial. Sejumlah rumah tidak layak huni di kecamatan Madukara telah dibantu melalui oleh bansos PNPM.
Dalam kesempatan tersebut Camat Kroya Drs.M.Najib. MSi menyampaikan, bahwa untuk PNPM kecamatan Kroya SPP nya dari tahun ke tahun angka kemacetan mengalami peningkatan sehingga perlu ada pembelajaran ke Madukara yang tingkat kemacetan SPP nya nyaris nol persen.
“Namun di Kecamatan Kroya ada yang bisa dibanggakan. Kepala desa Buntu mendapat penghargaan gubernur karena dinilai terbaik di bidang kearsipan se Jawa Tengah.” ujar Drs. M Najib Msi.
Selanjutnya Drs. Imam Purwadi Bapermades Banjarnegara menyampaikan bawa ia sendiri tidak tahu lebih baik mana antara PNPM Madukara atau PNPM Kroya. Dengan suasana santai dan akrab ia menuturkan bahwa kecamatan Madukara Banjarnegara memiliki ciri khas Dawet dan Apem.
Selain itu bagi yang ingin awet muda, di banjarnegara juga memiliki Tuk Bima yang diyakini oleh masyarakat bahwa barangsiapa yang amndi di Tuk tersebut akan awet muda.”Maka kami harapkan dari sini bisa ke sana,” ujarnya.
Imam selanjutnya menuturkan bahwa PNPM desa Wanadadi dan Klampok memiliki timework yang bagus sehingga Dana Pergulirkan berjalan lancar. Di Banjarnegara ada 19 UPK sudah memiliki gedung sendiri. Selain itu dana perguliran SPP/UEP Banjarrnegara Rp 83 milyar yang merupakan aset perguliran terdiri dari 20 kecamatan, Rp 23 Milyar dan dana tertahan.
Rombongan PNPM kecamatan Kroya melakukan herapi ikan di obyek wisata Karya yudha Banjaregara. (SH)
Dari pengamatannya ia berpendapat bahwa adanya Raskin (Beras Riskin) juga ada efek negatifnya yakni melemahkan semangat gotong royong. Hal ini karena adanya kecemburuan bagi warga yang merasa tidak mendapatkannya.
“Kami berharap ke depan masih ada propram terus berlangsung setidaknya yang sama. Yang terpenting bermanfaat bagi masyarakat yang manfaatnya sangat luar biasa untuk menangani kemiskinan.” ujarnya.
Usia bramah taman rombongan yang rencananya akan mengunjungi tempat kerajinan kredeng di desa Kutayaa namun karena jalan menuju ke lokasi tidak memungkinan akhirnya dilanjutkan mengunjungi obyek wisata kolam renang Karya Yudha Banjarnegara.
“Sebetulnya rombongan akan kami ajak ke tempat kerajinan krendeng anyaman bambu. Namun karena jalan untuk ke lokasi sempit dan tidak bisa masuk bus pariwisata maka akhirnya kami batalkan,” ujar Amin Wahyudi SE Ketua UPK PNPM kecamatan Kroya menjelaskan.
0 komentar :
Posting Komentar