Kamis, 25 Maret 2010

Kegigihan Masyarakat Desa Pertahankan Kelokalan, Suatu Keunggulan

Selasa, 8 Desember 2009

(Berita Daerah - Jawa) - Kegigihan masyarakat di suatu desa untuk mmpertahankan kelokalan potensi desa setempat guna meningkatkan perekonomian daerah tersebut merupakan salah satu keunggulan dan juga kriteria tersendiri bagi terpilihnya desa terebut sebagai salah satu desa wisata di tanah air.

"Tidak semua desa masyarakatnya bisa seperti itu," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Depbudpar, Winarno Sudjas di Sleman, Yogyakarta, dalam suatu kesempatan melakukan evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata , di salah satu desa penerima bantuan tersebut, Senin (7/12).

Keuletan serta kemauan masyarakatnya untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki akan menjadikan daerah itu mempunyai keunggulan tersendiri, katanya.

Apa yang diucapkan Winarno Sudjas itu telah dibuktikan oleh masyarakat di Desa Pentingsari, kecamatan Cangkringan,Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Desa berpenduduk 336 jiwa terdiri atas 106 kepala keluarga (KK) itu telah dikukuhkan sebagai Desa Wisata 2008 atas prakarsa penduduk desa tersebut yang dengan segala keuletan mempertahankan "kekayaan" lokal desanya , untuk menyandang predikat sebagai Desa Wisata.

Desa Pentingsari, sekitar 10 km ke arah timur dari Kaliurang, berada 1.500 meter di atas permukaan laut dan ditunjang dua pegunungan yang sejuk, ditetapkan sebagai embrio Desa Wisata oleh Bupati pada Januari 2008 , kata Ketua III pengelola Desa Wisata Pentingsari, Heribertus Rajim, pensiunan Kepala Sekolah Dasar (SDN) Klaten .

Kegigihan masyarakat setempat itu terpicu oleh desa tetangga , Sambi yang sudah terlebih dulu mendapat predikat sebagai Desa Wisata.

Berbekal semangat meski tidak memiliki modal, masyarakat Desa Pentingsari yang dimotori oleh sesepuh atau tokoh masyarakat dan juga Karang Taruna setempat terdorong untuk meraih predikat Desa Wisata karena merasa desanya sangat berpotensi dan pantas menerima predikat tersebut.

Dengan dukungan semangat membara warga desa yang ditunjukkan dengan kegigihan dan kebersamaan antara lain secara gotong- royong membangun jalan desa dengan biaya swadaya masyarakat .

Selain itu , para pemuda dan pemudi yang tergabung dalam Karang Taruna berinisiatif membangun Bumi Perkemahan serta fasilitas lain seperti kegiatan out bound serta menjadikan rumah tinggal penduduk setempat sebagai "home stay" atau rumah inap.

Diakui Rajim, di desanya kini terdapat sekitar 50 KK yang rumah mereka dijadikan "home stay" dari semula hanya 10 dan kini bisa menampung sekitar 150 tamu.

"Pada awalnya mereka ragu dengan kondisi rumah mereka, karena berpikiran bahwa apakah orang kaya mau tidur di rumah-rumah mereka yang sangat sederhana itu," kata Rajim.

Untuk menginap setiap orang dikenai biaya Rp55.000 sudah termasuk makan tiga kali dan makanan kecil (snack), serta satu kamar bisa ditempati dua orang, katanya.

Paket yang dimiliki adalah selain bumi perkemahan dengan memungut biaya Rp5.000 per orang, juga terdapat paket out bound dengan lima jenis permainan atau game dengan biaya Rp45.000 per orang.

Dibangunnya kawasan bumi perkemahan antara lain karena banyaknya minat anak sekolah untuk berkemah, dan juga ditutupnya kawasan perkemahan di Kali Adem.

Keuletan dan kerja keras yang dilakukan masyarakat setempat, nampaknya tidak sia-saia dengan diraihnya prestasi sebagai Juara I pada lomba Desa Wisata se Provinsi DIY pada November 2008, kata Rajim.

Manfaat status desa wisata sangat dirasakan penduduk Desa Pentingsari, terutama menjadikan penduduk nonproduktif menjadi produktif dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta menciptakan lapangan kerja.

Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya produktivitas untuk meningkatkan sumber daya alam yang tersedia khususnya untuk wisata alam.

Guna meningkatkan kemampuan para ibu di desa tersebut, menurut Rajim, telah dilakukan berbagai pelatihan oleh Dinas Pariwsata setempat dan juga Balai Latihan Kerja (BLK) antara lain pembuatan keripik jamur dan juga cara pengelolaan rumah inap baik dari segi kebersihan, layanan maupun penyajian makanan.

Pelatihan bagi penduduk desa berupa pendidikan wisata singkat dan apek-aspek yang mendukung kepariwisataan daerah serta sosialisasi sadar wisata sebagai tambahan penghasilan masyarakat.

Menurut Rajim, dengan menyandang predikat Desa Wisata ini maka banyak sekali keuntungan yang diperoleh masyarakat setempat yakni selain mengurangi jumlah pengangguran, juga lebih memberdayakan para ibu untuk menggeluti bidang kuliner .

"Manfaat nyata lainnya yakni para pemilik kebun salak, sudah tidak susah payah menjual ke luar desa tetapi mereka cukup menjual di lokasi bumi perkemahan atau menunggu kunjungan wisatawan. " katanya.

Selama 2009 ini, desa tersebut sudah menerima sebanyak 5007 wisatawan sebagian besar murid sekolah yang melakukan perkemahan , para mahasiswa yang melakukan penelitian sehingga memasukkan pendapatan lebih dari Rp100 juta.

"Bahkan pernah 25 warga Jepang melakukan studi banding kesini," tambahnya.

200 Desa wisata 2010

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) menargetkan mampu membangun sedikitnya 200 desa wisata pada 2010, yang diseleksi melalui usulan yang diterima Depbudpar dari seluruh provinsi di tanah air .

Dengan adanya program dari Depbudpar berupa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, berupa bantuan sebesar Rp50 sampai Rp60 juta tahun ini dan direncanakan akan dinaikkan menjadi antara Rp80 juta hingga Rp100 juta per desa tahun depan, diharapkan target 200 desa wisata dapat dikembangkan pada 2010.

Desa Pentingsari, merupakan salam satu desa wisata yang menerima dana bantuan PNPM Mandiri untuk 2009.

"Kami menerima bantuan Rp52.500.000 dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yang akan diperuntukkan bagi perbaikan jalan yang masih tanah dan juga melengkapi kawasan bumi perkemahan, karena minat anak sekolah yang tinggi," kata Rajim ketika ditanyakan tentang pemanfaatan dana tersebut .

Menurut Winarno, tujuan utama program PNPM Mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat kurang mampu di sektor pariwisata dan usaha terkait secara mandiri. Ada pun sasaran penerima PNPM adalah kelompok masyarakat/komunitas di sekitar pusat-pusat kegiatan pariwisata dan industri budaya , agar masyarakat miskin yang tinggal di sekitar destinasi pariwisata atau pusat -pusat kegiatan wisata dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dalam kaitan ini Winarno mengatakan, kehidupan pedesaan nampaknya menjadi daya tarik baru bagi wisatawan domestik yang sudah jenuh dengan suaana hingar bingar di perkotaan.

"Ada kecenderungan wisatawan jenuh di kota dan ingin lebih banyak menikmati suasana desa. Kemungkinan wisatawan asing juga akan jenuh di kawasan perkotaan dan hanya menjadikan sebagai tujuan awal kedatangan yang kemudian mencari suasana pedesaan," katanya.

Namun Winarno mengingatkan desa yang menjadi kawasan wisata juga harus memikirkan standar mutu terutama untuk kebersihan kamar yang disewakan dan juga kamar mandi dan yang tidak kalah penting adalah dalam hal pelayanan.

Desa Pentingsari juga mempunyai berbagai obyek wisata seperti Pancuran Sendangsari, yang merupakan sumber mata air yang keluar dari tebing Kali Kuning yang tidak pernah berhenti mengalir.

Selain itu juga ,Watu Dakon (batu berbentuk seperti dakon sejenis mainan anak perempuan-Red) , Gowa Ponteng dan juga makam Pentingsari, yang menurut cerita digunakan sebagai tempat berlindung tentara Siliwangi terhadap serangan tentara Belanda yang bermarkas di Kaliurang.

Bagi wisatawan yang ingin mencari suasana pedesaan yang kental bisa mengunjungi Desa Pentingsari yang hanya berjarak sekitar 27 km dari pusat kota Yogyakarta dan dapat ditempuh dalam waktu hanya 30 menit , meski jalan menuju lokasi berkelok-kelok.

Juga dapat mengunjungi berbagai lokasi wisata lainnya seperti kunjungan ke juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan, yang menjadi sangat popular ketika gunung tersebut menunjukkan aktivitasnya pada dua tahun silam.

Sumber : www.beritadaerah.com

0 komentar :

Posting Komentar